Terdampak Pandemi, Perekonomian Jatim Alami Kontraksi
Anggota Komisi XI DPR RI M. Sarmuji di sela-sela pertemuan tim kunjungan kerja Komisi XI DPR RI dengan perwakilan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan OJK wilayah Jawa Timur di Surabaya, Senin, (15/2/2020). Foto : Nap/Man
Pandemi Covid-19 telah berdampak pada pembatasan aktivitas ekonomi secara global menyebabkan kontraksi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Anggota Komisi XI DPR RI M. Sarmuji berpendapat menurunnya pertumbuhan ekonomi perlu menjadi perhatian serius pemerintah. Sebab, dalam kondisi normal Provinsi Jawa Timur selalu berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
“Hari ini terutama dua kuartal belakangan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur lebih buruk daripada ekonomi nasional. Ini harus mendapatkan perhatian secara serius,” ujar Sarmuji di sela-sela pertemuan tim kunjungan kerja Komisi XI DPR RI dengan perwakilan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan OJK wilayah Jawa Timur di Surabaya, Senin, (15/2/2020).
Kinerja ekonomi Jawa Timur pada tahun 2020 terkontraksi sebesar 2,39 persen (yoy), pencapaian ini lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 5,52 persen (yoy). Legislator Jatim VI ini menilai turunnya pertumbuhan ekonomi ini terjadi bukan hanya karena situasi krisis saja, namun beberapa indikasi yang cukup relevan diantaranya rendahnya pertumbuhan kredit dalam tiga tahun terakhir dan tingginya UMR Jawa Timur dibandingkan daerah lainnya.
“Tentu ini perlu mendapatkan terobosan yang besar dari dua indikasi itu. Pertama pertumbuhan kredit yang tiga tahun ini mengalami penurunan yang kedua adalah besarnya UMR yang tidak sama atau lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Misalnya Jawa Tengah, itu harus mendapatkan solusi yang baik. Kalau memang tidak bisa dipertahankan UMR kita tidak bisa setara dengan Jawa Tengah, perlu ada terobosan,” tegas Sarmuji.
Politisi Fraksi Partai Golkar ini menyarankan agar Pemda Jawa Timur memilah sektor yang tepat untuk didukung dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya. Sektor yang tinggi menyerap tenaga kerjanya seperti pertanian dan industri padat karya perlu didukung pemerintah. Pertanian menjadi pilihan utama sebab sektor ini resisten bahkan mengalami pertumbuhan selama pandemi.
“Kalau mau Jawa Timur cepat bangkit, masyarakatnya cepat sejahtera lagi sektor yang mesti didorong adalah sektor yang penyerapan tenaga kerjanya paling tinggi. Saat ini yang eksis bagus saat ini pertanian. Yang kedua tentu saja industri padat karya karena banyak sekali orang yang bergantung hidup dari sektor ini. Kalau dua sektor ini bisa dibangkitkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur akan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.” jelas Sarmuji. (nap/es)